Eks anggota Tim Mawar kini banyak yang duduk di jabatan strategis, begitu pula korban Tim Mawar. Di antara mereka, ada yang menjadi anggota dewan hingga duduk di lembaga pemerintahan. Namun ada pula yang hingga hari ini masih hilang.Tim Mawar kembali menjadi buah bibir lewat Keputusan Presiden (Keppres) Jokowi Bernomor 166/TPA/Tahun 2020. Dua mantan anggota Tim Mawar ditunjuk menjadi anak buah Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, sosok yang menjadi Komandan Jenderal Komando Pasukan Khusus (Kopassus) saat Tim Mawar dibentuk tahun 1997.Baca juga: Nasib Eks Tim Mawar Kini: Masuk Gerindra, Anggota DPR, Anak Buah PrabowoDilansir dari catatan pemberitaan detikcom hingga Rabu (30/9/2020), Tim Mawar dibentuk dari Grup IV (Sandi Yudha)/Kopassus.Saat itu, Komandan Grup IV/Kopassus adalah Kolonel Chairawan. Adapun Komandan Jenderal Kopassus adalah Brigjen Prabowo Subianto. Mayor Inf Bambang Kristiono (saat ini Wakil Ketua Komisi I DPR) menjadi komandan Tim Mawar. Buat apa sih Tim Mawar dibentuk?"Targetnya jelas: memburu dan menangkapi aktivis radikal," tulis Femi Adi Soempeno di buku 'Prabowo: Dari Cijantung Bergerak ke Istana'.Baca juga: Amnesty Desak Jokowi Batalkan Pengangkatan 2 Eks Anggota Tim MawarTim Mawar dibentuk di ujung era pemerintahan Presiden Soeharto. Saat itu, marak sekali demonstrasi dan perlawanan rakyat. Aparat mempersepsikan para aktivis pro-demokrasi sebagai orang-orang radikal.Total ada 9 orang aktivis pro-demokrasi yang diculik. Ada pula 14 orang lain yang hingga kini masih hilang. Berikut adalah kabar mereka kini:1. Desmond: Gerindra, Pimpinan Komisi III DPRDikutip dari 'Penculikan dan Penghilangan Paksa' koleksi Pusat Dokumentasi ELSAM, Desmond Junaidi Mahesa diculik pada 3 Februari 1998. Saat itu dia adalah pengacara dan Ketua LBH Nusantara cabang Jakarta.Di depan kantor Departemen Pertanian Salemba, Desmond ditodong pistol, dimasukkan ke mobil, dan kepalanya ditutup dengan tas hitam, dan ditelungkupkan. Dia dimasukkan ke ruang gelap, diinterogasi, dipukuli, ditendang, disetrum, dan direndam dalam bak mandi. Pada 3 April 1998, dia dibebaskan.Tahun 2009, Desmond terpilih menjadi anggota DPR dari Partai Gerindra, partai besutan Prabowo Subianto. Kini dia menjadi Wakil Ketua Komisi III DPR. Posisi terbaru di Gerindra, Desmond menjadi Wakil Ketua Dewan Pembina.Desmond J Mahesa (M Iqbal/detikcom)2. Pius Lustrilanang: Anggota BPKSaat 1998, Pius Lustrilanang adalah aktivis dari Aliansi Demokrasi Rakyat (ALDERA) dan Solidaritas Indonesia untuk Amien dan Mega (SIAGA) yang menentang Presiden Soeharto.Pius ditangkap di depan RSCM pada 4 Februari 1998. Dia ditodong pistol di dalam mobil yang membawanya ke penyekapan. Dia diinterogasi, disetrum, direndam, ditelanjangi, hingga diinjak kepalanya. Dia dibebaskan pada 2 April 1998.Berdasarkan catatan pemberitaan detikcom tahun 2005, Pius adalah Panglima Brigade Siaga Satu (Brigas), masuk dalam gerbong gerakan pembaharuan PDIP yang ingin mengoreksi manajemen otoriter. Saat itu, Pius tidak mendukung Megawati untuk kembali menjadi Ketum PDIP.Selanjutnya, dia menjadi Wasekjen Partai Demokrasi Pembaruan tahun 2005-2007, menjadi Ketua Umum Partai Persatuan Nasional tahun 2007-2008, dan akhirnya berlabuh di Partai Gerindra dan berhasil menjadi anggota DPR pada periode 2009-2014. Dia kembali lolos menjadi anggota DPR periode 2014-2019 dari Partai Gerindra.Tahun 2019, dia mulai menjadi anggota II Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), hingga sekarang.Pius Lustrilanang (Muhammad Aminudin/detikcom)3. Haryanto Taslam: Berlabuh di Gerindra hingga tutup usiaHaryanto adalah pengurus pusat PDI pro Mega. Pada 8 Maret 1998, Haryanto yang sedang mengendarai mobil tiba-tiba dipepet dan ditabrak oleh mobil lain di pintu TMII, Jakarta Timur. Orang dari mobil yang menabraknya keluar dan menutup mata Haryanto, tangan Haryanto juga diborgol. Dia diinterogasi dan disekap 40 hari, dibebaskan pada 17 April 1998.Haryanto pindah haluan parpol. Dia gabung dengan Partai Gerindra tahun 2009, aktivis '98 terkejut lantaran persepsi saat itu menganggap aktivis '98 tentu bermusuhan dengan Cendana dan Prabowo. 2012, Haryanto menjadi anggota dewan pembina Partai Gerindra.14 Maret 2015, Harynto mengembuskan napas terakhirnya di Rumah Sakit Medistra, Jakarta.Simak video 'Putra Pahlawan Revolusi Berkisah Tentang G30S dan Kekuatan PKI':
4. Rahardjo Waluyo Jati: PDIPPada 1998, Rahardjo Waluyo Jati adalah aktivis muda dari PRD dan Jaringan Kerja Rakyat (Jaker). 12 Maret 1998, usai menghadiri acara di YLBHI, Jati dan Faisol Riza diikuti sejumlah orang. Mereka berdua lari sampai naik ke lantai 2 UGD RSCM, sambil berteriak-teriak. Djati terpojok di WC dan tertangkap oleh penculik. Dia dimasukkan ke mobil, diinjak kepalanya, dan ditutup kepalanya.Jati diinterogasi mengenai keberadaan Andi Arief, Suyat, Bimo Petrus serta Amien Rais, Megawati, dan Gus Dur. Djati disetrum, dipukul, ditendang, ditidurkan di balok es, dan digantung lehernya. Dia dibebaskan pada 25 April 1998.Baca juga: Eks Tim Mawar Jadi Pejabat Kemhan, Istri Wiji Thukul: Saya Bersyukur...Sebagaimana diberitakan detikcom, Jati bersama banyak aktivis '98 lainnya masuk ke PDIP lewat acara deklarasi di Hotel Sofyan Betawi, Menteng, Jakarta, 3 Desember 2004 silam. Kabar terakhir, Jati menjadi pendukung Jokowi lewat Presidium Sekretariat Nasional Joko Widodo pada musim Pilpres 2014.5. Faisol Riza: : Ketua Komisi VI DPRPada era 1998, Faisol Riza adalah Ketua Solidaritas Mahasiswa Untuk Demokrasi (SMID), salah satu organisasi Partai Rakyat Demokratik (PRD). Faisol ditangkap penculik saat bersama dengan Jati, yakni di RSCM pada 12 Maret 1998.Riza sempat sembunyi di WC RSCM namun kemudian dipukuli, termasuk di ulu hati sehingga tidak dapat berteriak dan sulit bernapas. Tangannya diborgol, pinggangnya ditodong pistol. Wajahnya sempat difoto di tempat penyekapan, meski matanya kemudian ditutup. Dia dipukuli dan disetrum di bagian persendian kecuali dada, dia juga disundut rokok dan kaki-tangannya dibakar dengan korek api, serta digantung dan ditidurkan di atas balok es. 25 April 1998, Riza dibebaskan oleh penculik.Baca juga: 2 Eks Tim Mawar Jadi Pejabat Kemhan, PKB: Tak Ada Kaitan dengan JokowiSeiring waktu, Riza kemudian menjadi politikus PKB. Dilansir situs resmi DPR, Riza menjadi Wakil Ketua DPW PKB DKI pada 2008 hingga 2009. Pada 2009, Riza menjadi Wakil Sekjen PKB. Dia kemudian bekerja sebagai Staf Khusus Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi pada 2009-2014, dan menjadi Staf Khusus Kementerian Pemuda dan Olah Raga pada 2014-2017.Riza berhasil melenggang ke Senayan, menjadi anggota DPR periode 2019-2024 dari PKB. Kini, dia menjadi Ketua Komisi VI DPR.Faisol Riza Pimpin Rapat Komisi VI DPR RI Foto: Dok. Istimewa6. Aan Rusdianto: Sempat ke GerindraAan Rusdianto adalah aktivis SMID dan PRD. Bersama Nezar Patria, Aan diculik dari rumah kontrakan di rumah susun Klender Blok 37, Jakarta Timur, 13 Maret 1998. Mereka dibawa penculik ke Pos Komando Taktis (Poskotis) Markas Kopassus.Aan diinterogasi, dipukul, hingga disetrum. Dia ditanya perihal kawan-kawannya di SMID dan PRD, serta hubungannya dengan jaringan pro-demokrasi dan Amien Rais, Megawati, dan Sofyan Wanandi. Pada 15 Maret 1998, Aan dibawa ke Kodam Jaya untuk diperiksa, dilanjut ke Polda Metro Jaya, dipukul dengan tongkat huru-hara, dan dituduh melakukan tindakan subversi. Aan bebas pada 5 Juni 1998.Baca juga: 2 Eks Tim Mawar Jadi Pejabat Kemhan, PPP Bantah Jokowi Ingkar Janji soal HAMSingkat cerita, Aan bergabung dengan Partai Gerindra pada 2013. Dilansir Deutsche Welle, Aan memutuskan bergabung dengan Gerindra karena teman-temannya sudah lebih dulu masuk Gerindra. Dia juga tertarik dengan materi yang disampaikan Prabowo Subianto saat berkampanye bareng Megawati. Dia bahkan menjadi caleg DPR dari Gerindra pada Pemilu 2014 meski tak berhasil.Kabar terakhir, dilansir CNN Indonesia lewat berita 20 Mei 2016, Aan tidak lagi di Gerindra. Dia menjadi redaktur pelaksana di majalah internal Kementerian Pemuda dan Olahraga.7. Mugiyanto: Mengadvokasi Orang HilangMugiyanto diculik di Klender, Jakarta Timur, pada 5 Juni 1998 malam hari setelah Aaan dan Nezar Patria dijemput paksa. Aktivis SMID dan PRD ini dibawa ke Koramil Duren Sawit, Kodim Jakarta Timur, dan Poskotis Markas Kopassus. Dia diinterogasi, dipukul, hingga disetrum. Mereka kemudian dipindahkan ke sel Polda Metro Jaya.Dilansir blog pribadinya, Mugi dikenai pasal subversif pada saat itu. Namun dia dibebaskan pada 6 Juni 1998. Dia mendapat penangguhan penahanan buntut tumbangnya rezim Soeharto.Baca juga: 2 Eks Tim Mawar Jadi Pejabat Kemhan, IKOHI: Penghinaan ke Keluarga KorbanKini, Mugiyanto menjadi Dewan Penasihat Ikatan Keluarga Orang Hilang Indonesia (IKOHI).8. Nezar Patria: Jurnalis, Direktur PT PosNezar Patria juga merupakan aktivis SMID dan PRD. Nezar, Aan, dan Mugiyanto sama-sama tinggal di rumah susun Klender. Nezar juga diculik pada waktu yang sama dengan Aan.Nezar dibawa ke Poskotis Markas Kopassus. Sama seperti rekannya, Nezar juga diinterogasi, dipukul, hingga disetrum. Selanjutnya, Nezar dan kawan-kawannya dibawa ke Kodam Jaya dan akhirnya polda Metro Jaya. Nezar juga dituduh melakukan tindakan subversif. 5 Juni 1998, Nezar dan kawan-kawan disuruh meneken Surat Perintah Penangguhan Penahanan dari Polda Metro Jaya, kemudian dibebaskan.Baca juga: Siap Lanjutkan Transformasi, Ini Jajaran Direksi Baru Pos IndonesiaSelanjutnya, Nezar berkecimpung di dunia jurnalisme. Dia menjadi Pemimpin Redaksi The Jakarta Post. Kabar terbaru, sebagaimana diberitakan detikcom pada Kamis (24/9) kemarin, Nezar menjadi Direktur Kelembagaan PT Pos Indonesia (Persero), perusahaan pelat merah.9. Andi Arief: Partai DemokratPada era 1998, Andi Arief adalah aktivis SMID dan PRD. Tanggal 28 Maret 1998, Andi dijemput di ruko milik kakaknya di Bandar Lampung. Wajah Andi ditutup dan mobil membawanya ke tempat lain. Tangannya diborgol dan diinterogasi mengenai topik PRD, SMID, LB Moerdani, Megawati, Amien Rais, hingga AJI. Di ruang penyekapan, pihak penculik memutar musik dan radio dengan suara keras dari pukul 5 pagi sampai 2 pagi.Pada 17 April 1998, Andi berada di penjara Bagian Reserse Mabes Polri. Tanggal 23 April 1998, dia dipertemukan dengan pengacaranya, Munir, dan kakaknya.Baca juga: Tunggakan Janji Jokowi di Periode PertamaAndi Arief kemudian masuk Partai Demokrat. Dia pernah ditunjuk Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sebagai Komisaris PT Pos Indonesia. Andi pernah maju sebagai calon wakil gubernur Lampung mendampingi cagub Muhajir Utomo lewat jalur independen pada 1998, namun gagal. Andi pernah menjadi Staf Khusus Presiden bidang Bantuan Sosial dan Bencana era Presiden SBY periode 2009-2014.Kini, Andi Arief masih berada di Partai Demokrat. Dia menjabat sebagai Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) Partai Demokrat.Prabowo rangkul Andi Arief Foto: CNN Indonesia/Hesti RikaMereka yang hilangSelain 9 orang korban selamat penculikan Tim Mawar, ada orang-orang yang masih hilang dan belum ketemu sejak 1997. Korban Hilang Tim Mawar adalah sebagai berikut:1. Wiji Thukul (aktivis, penyair Jaringan Kerja Kebudayaan Rakyat/Jaker)