Sejarah dan Arti Tut Wuri Handayani, Semboyan Ki Hajar Dewantara

Sejarah dan Arti Tut Wuri Handayani, Semboyan Ki Hajar Dewantara

wia2023/05/02 11:28:23 WIB
Lambang Tut Wuri Handayani (Foto: Dok. Kemendikbud)

Tut Wuri Handayani adalah salah satu semboyan yang dikenalkan oleh Bapak Pendidikan Indonesia, yakni Ki Hajar Dewantara. Semboyan ini kini menjadi semboyan pendidikan di Indonesia dan tercantum dalam logo Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud).Lantas apa makna dan arti Tut Wuri Handayani itu? Seperti apa sejarah semboyan Tut Wuri Handayani yang kini menjadi logo dan semboyan pendidikan nasional? Simak penjelasan lengkapnya berikut ini:Baca juga: 20 Ucapan Hari Pendidikan Nasional 2023 yang Cocok Jadi Caption IGMakna dan Arti Tut Wuri HandayaniTut Wuri Handayani adalah salah satu dari tiga semboyan yang dicetuskan oleh Raden Mas Suwardi Suryaningrat alias Ki Hajar Dewantara. Ketiga semboyan yang dicetuskan oleh Bapak Pendidikan Nasional itu terdiri dari:Ing Ngarsa Sung TuladhaIng Madya Mangun KarsaTut Wuri HandayaniMelansir situs Kemdikbud, Ing Ngarsa Sung Tulada artinya "di depan memberi teladan", Ing Madya Maun Karsa artinya "di tengah memberi ilham (inspirasi)", dan arti Tut Wuri Handayani adalah "di belakang memberi dorongan". Makna semboyan Tut Wuri Handayani artinya mengikuti dari belakang dengan mempengaruhi.Sehingga, arti semboyan Ki Hadjar Dewantara "ing ngarso sung tuladha, ing madya mangun karso, tut wuri handayani" adalah "apabila di depan memberi teladan, apabila di tengah memberi ilham (inspirasi), apabila di belakang memberi dorongan".Lambang Tut Wuri Handayani | Foto: Dok. KemendikbudSejarah Semboyan Tut Wuri HandayaniPembuatan semboyan Tut Wuri Handayani pada mulanya bertujuan membuat persaingan kepada pendidikan kolonial saat itu. Pencetus pertama dan pembuatnya adalah Raden Mas Suwardi Suryaningrat alias Ki Hajar Dewantara, sosok Bapak Pendidikan di Indonesia.Semboyan Tut Wuri Handayani ini sudah digunakan dalam dunia pendidikan seperti pemakaian semboyan Tut Wuri Handayani SD atau sekolah dasar dan menjadi bagian dari logo Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia.Dari semboyan Tut Wuri Handayani terciptalah semangat pendidikan yang tinggi bagi masyarakat Indonesia. Kemudian berdasarkan keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 0398/M/1977 tanggal 6 September 1977 semboyan Tut Wuri Handayani dijadikan logo atau lambang Kemendikbud.Baca juga: Hari Pendidikan Nasional 2023: Tema, Logo, dan Pedoman Upacara 2 MeiPenjelasan Logo Tut Wuri HandayaniSeperti diketahui bahwa semboyan Tut Wuri Handayani kini menjadi logo dan lambang pendidikan di Indonesia. Masih mengutip situs Kemendikbud, berikut penjelasannya:Bidang Segi Lima (Biru Muda) menggambarkan alam kehidupan Pancasila.Semboyan Tut Wuri Handayani digunakan oleh Ki Hajar Dewantara dalam melaksanakan sistem pendidikannya. Pencantuman semboyan ini berarti melengkapi penghargaan dan penghormatan kita terhadap almarhum Ki Hajar Dewantara yang hari lahirnya telah dijadikan Hari Pendidikan Nasional.Belencong Menyala Bermotif Garuda Belencong (menyala) merupakan lampu yang khusus dipergunakan pada pertunjukan wayang kulit.Cahaya belencong membuat pertunjukan menjadi hidup.Burung Garuda (yang menjadi motif belencong) memberikan gambaran sifat dinamis, gagah perkasa, mampu dan berani mandiri mengarungi angkasa luas. Ekor dan sayap garuda digambarkan masing-masing lima, yang berarti: 'satu kata dengan perbuatan Pancasilais'.Buku merupakan sumber bagi segala ilmu yang dapat bermanfaat bagi kehidupan manusia.Warna: Warna putih pada ekor dan sayap garuda dan buku berarti suci, bersih tanpa pamrih. Warna kuning emas pada nyala api berarti keagungan dan keluhuran pengabdian. Warna biru muda pada bidang segi lima berarti pengabdian yang tak kunjung putus dengan memiliki pandangan hidup yang mendalam (pandangan hidup Pancasila).

Klik untuk melihat komentar
Lihat komentar
Artikel Lainnya