Selama ini banyak yang mengira bahwa toleransi beragama hanya bisa diajarkan kepada anak didik oleh guru agama. Padahal setiap guru bisa mengajarkan realitas keberagaman kepada anak.Bila semua guru mampu mengajarkan toleransi tentang keberagaman kepada anak-anak, maka kemungkinan bagi setiap anak untuk lebih memahami tentang itu akan semakin besar.Prof Dr Siti Ruhaini Dzuhayatin, MA Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden RI menyampaikan bahwa penguatan toleransi keberagamaan di Indonesia menjadi hal yang sangat penting.Perempuan yang juga merupakan Senior Fellow Institut Leimena itu menyebutkan bahwa toleransi keberagaman itu penting dikuatkan di tengah dunia yang saat ini semakin terbuka.Baca juga: Toleransi Bukan Hanya Teori, Harus Dialami di Tengah Berbagai PerbedaanDia membenarkan bahwa tokoh yang bisa menjadi faktor kunci dalam mengajarkan nilai-nilai toleransi terhadap keberagaman, termasuk tentang agama, adalah sosok guru.Guru bisa mengambil peran yang penting untuk mengajarkan nilai toleransi bagi anak-anak melalui akar rumput, dengan harapan ke depan mereka tumbuh menjadi sosok yang menghargai perbedaan."Kenapa harus guru? Karena guru yang bisa mengajarkan realitas-realitas kepada anak untuk bisa memahami keberagaman dan menerapkan toleransi," katanya dalam Workshop Literasi Keagamaan Lintas Budaya di Hotel Dafam Pacific, Jumat (6/10/2023).Ruhani yang menegaskan bahwa tidak hanya guru agama yang bisa mengambil peran untuk mengenalkan dan mengajarkan toleransi keberagaman. Semua guru bisa melakukannya.Baca juga: Mas Dhito Dorong Pengembangan Kampung Moderasi Beragama di Dekat Bandara"Seperti ketika guru matematika yang tak hanya mengajarkan '1+1 hasilnya adalah 2'. Namun, 'Ahmad punya buku satu, Made punya buku satu. Ada berapa buku dari Ahmad dan Made?" ujar Ruhaini.Dia sampaikan bahwa dengan membawa narasi demikian dalam pengajaran, hal itu bisa menggiring anak-anak untuk memahami bahwa dalam realitas sosial, ada berbagai keragaman yang harus diterima.Apakah itu keragaman berkaitan dengan agama, suku, juga berbagai keragaman lain yang sangat erat dan akan ditemui di sekitar anak-anak."Dengan membawa literasi-literasi keagamaan lintas budaya, hal itu bisa menguatkan konsep penerapan toleransi dan moderasi beragama di Indonesia," kata Ruhaini.