Jabar Hari Ini: Heboh Warung Bunda & Viralnya Siswa Renang di Halaman

Jabar Hari Ini: Heboh Warung Bunda & Viralnya Siswa Renang di Halaman

yum2025/02/26 22:00:28 WIB
Ilustrasi pelecehan seksual (Foto: iStock)

Sejumlah peristiwa terjadi di Jawa Barat hari ini, Rabu (26/2/2025). Mulai dari oknum ustadz cabuli santri hingga 'Warung Bunda' yang bikin resah di Kota Cimahi.1. Ribuan Makam Terendam Banjir di BojongsoangRibuan makam di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Bojongsoang, Kecamatan Bojongsoang, terendam banjir, Rabu (26/2/2025). Hal tersebut disebabkan adanya tanggul sungai Cikapundung yang jebol.Pantauan detikJabar, beberapa area pemakaman tertutupi lumpur bekas banjir. Kemudian terdapat beberapa makam yang masih tergenang oleh air banjir tersebut.Tanggul yang jebol tersebut memiliki panjang sekitar 40 meter. Beberapa material tanggul tersebut tergeletak ke dalam area makam.Penjaga kebersihan TPU Bojongsoang, Rohmat mengatakan, peristiwa tersebut bermula saat hujan dengan intensitas tinggi melanda kawasan tersebut, Selasa 25 Februari 2025. Kemudian tiba-tiba tanggul sungai tersebut jebol dan air meluap ke area permakaman."Iya hujan mah jam 3 sore kemarin. Tanggul jebol itu sekitar jam setengah 5-an lah. Air langsung membanjiri area makam," ujar Rohmat, kepada awak media, Rabu (26/2/2025).Pihaknya menjelaskan sekitar ribuan makam terdampak dengan adanya banjir tersebut. Kata dia, beberapa area makam yang sempat dilanda banjir saat ini telah surut."Ada lah 5 ribu makam terdampak. Kemarin mah ada semeter setengah. Sekarang udah mulai surut, tapi bekasnya lumpur, dan masih terendam sebagian," katanya.Sementara itu, Kasatker Op BBWS Citarum, Lenny Sukma mengungkapkan, area yang jebol tersebut merupakan tembok penahan tanah (TPT). Kata dia, TPT tersebut tidak kuat menahan debit air di sungai Cikapundung yang merupakan anak sungai Citarum."Jadi derasnya air (Cikapundung) memang membuat air tidak mampu masuk ke Citarum. Shingga menendang ke berbagai arah salah satunya tanggul di sini yang mengalami kerusakan akibat sering terbentur air," kata Lenny.Baca juga: Tanggul Jebol, Ribuan Makam Terendam Air di BojongsoangLenny mengaku saat ini telah berkoordinasi bersama Pemerintah Desa dan BPBD Kabupaten Bandung. Kemudian saat ini akan dilakukan pembersihan dan pemasangan geobag sementara."Yang diperlukan kegiatan cepat, membersihkan meterial. Terus kita akan memasang geobag. Geobag ini bisa bertahan 1 tahun," pungkasnya.2. Viral Siswa SD di Karawang Latihan Renang di Halaman, Ini FaktanyaViral video siswa sekolah dasar (SD) di Karawang belajar berenang di halaman sekolah. Pihak sekolah buka suara soal video sejumlah siswa belajar berenang di halaman sekolah.Usul punya usut, video siswa belajar berenang di halaman sekolah itu ternyata di SDN Pinayungan 1 Kabupaten Karawang. Kepala SDN Pinayungan 1 KabupatenKarawang Kunanah menegaskan, video tersebut diambil saat aktivitas pembelajaran olahraga imajinatif. Video tersebut kemudian diunggah seorang wali murid, kemudian menggemparkan jagat maya."Kondisi sebenarnya yang terjadi di SD kami, dan itu guru kami adalah benar memberikan pembelajaran renang teori imajinatif," ujar Kunahah saat dihubungi detikJabar, Rabu (26/2/2025).Selain itu, pihaknya juga sudah melakukan pembelajaran melalui video, namun karena sesuatu dan lain hal pihak sekolah juga melakukan pembelajaran imajinatif dengan memperagakan adegan praktik berenang di halaman sekolah, hingga akhirnya viral di berbagai media sosial."Menanggapi viralnya video itu sampai akhirnya menjadi pembahasan, menurut pengamatan saya sebagai kepala sekolah sebenarnya tidak ada yang salah, salahnya di mana ketika guru kami itu melakukan pembelajaran secara teori terlebih dahulu," kata dia.Baca juga: Viral Siswa SD di Karawang Latihan Renang di Halaman, Ini FaktanyaBahkan terjadinya proses pembelajaran tersebut, Kunahah mengungkap, hal itu merupakan inisiatif untuk tidak melakukan pungutan apapun, "Untuk itu justru kami tidak melakukan pungutan apapun, bahkan ketika ada wali murid yang inisiatif (patungan biaya berenang), kami tidak menerima," imbuhnya.Dihubungi terpisah, guru pendidikan Jasmani SDN Pinayungan 1 Bimo Widihartanto mengaku video praktik berenang di halaman sekolah tersebut merupakan proses pembelajaran yang dilakukan olehnya. "Iya, itu minggu kemarin, kalau tidak salah Selasa 18 Februari," ungkap Bimo.Bimo menilai tidak ada yang aneh dalam video tersebut, bahkan hal itu justru bagus untuk dilakukan mengingat saat itu pagi hari dan masih waktu yang cocok untuk berolahraga."Iya itu praktik renang, kan bukan cuma materi yang kita ajarkan, bahkan itu bagus, kita beraktivitas langsung di lapangan pagi hari, kan waktu itu juga pagi masih pas untuk berolahraga, namanya juga pelajaran pendidikan jasmani," ucapnya.Tak hanya di SDN Pinayungan 1, ternyata video viral praktik berenang di halaman sekolah juga dilakukan di SDN Pinayungan 2 dengan alasan serupa. "Iya itu di sini, kan nggak ada salahnya itu hanya simulasi aja, lagian masa berenang di darat, praktiknya mah tetap di air," kata Kepala Sekolah SDN Pinayungan 2 Mimin Martiningsih saat dikonfirmasi detikJabar.Menanggapi viralnya komentar negatif netizen di media sosial, Mimin menegaskan apa yang dituduhkan netizen tidak benar, "Saya bilang sebenarnya ini hanya simulasi, semua yang dikatakan netizen tidak benar, jadi karena sekolah kami rata-rata tidak punya kolam renang, otomatis harus di kolam renang, kalau itu dirasa sulit kenapa tidak teorinya kita simulasikan dulu di sekolah," pungkasnya.3. Demo di Tol CisumdawuWarga kembali melakukan aksi unjuk rasa soal penuntutan ganti rugi dari pembangunan tol Cisumdawu. Bahkan, warga juga sempat nekat menerobos jalur tol hingga hampir menutup total jalan tol Cisumdawu.Aksi unjuk rasa ini dilakukan oleh warga dari tiga desa yang terdampak dari pembangunan jalan tol, yang diantaranya warga dari Desa Sirnamulya, Desa Mulyasari, serta, Desa Girimukti. Sementara aksi berlangsung di ruas jal Tol Cisumdawu lebih tepatnya di Kilometer 178 arah Sumedang menuju Bandung, Dusun Binong, Desa Sirnamulya, Kecamatan Sumedang Utara, pada Rabu (26/2/2025).Berdasarkan pantauan detikJabar di lokasi, ratusan warga sudah datang berkumpul sejak pagi hari. Mereka pun langsung melakukan orasi. Tidak berhenti di situ, warga yang memaksa masuk ke area jalan tol langsung dihalau oleh petugas gabungan. Namun, warga sempat berhasil menerobos jalan tol dan menutup sebagian jalan.Baca juga: Tumpukan Uang Rp 139 M dari Kasus Korupsi Tol CisumdawuAksi menerobos jalan tol tersebut tidak berlangsung lama, petugas pengamanan langsung menghalau warga dan kembali menarik warga ke area pinggir jalan tol.Menurut Dede Rohana salah satu warga dari Desa Mulyasari yang terdampak pembangunan jalan tol, di Mulyasari sendiri tercatat sebanyak 19 rumah hingga area persawahan yang terdampak. Sehingga, warga meminta kepada pemerintah hingga pihak terkait lainnya agar bidang tersebut bisa dibebaskan."Semuanya ada 19 rumah sama sawah yang terdampak. Harapannya sih pengen dibebasin sama pemerintah soalnya rumahnya juga pada rusak, pengennya secepatnya dibebasin," ujar Dede kepada detikJabar di lokasi unjuk rasa."Kalau area persawahan itu kena longsor jadi tidak bisa ditanam apa-apa lagi udah banyak batu. Kalau normal dalam setahun bisa tiga kali panen," sambungnya.Dede mengungkapkan, untuk pembebasan lahan sudah pernah ada pembahasan pada tahun lalu. Dalam pembahasan tersebut pihak terkait berjanji akan melakukan penetapan lokasi. Namun, hingga saat ini warga tidak mendapatkan kejelasan apapun terkait dengan tindak lanjut pembebasan lahan yang terdampak pembangunan."Pernah ada pertemuan sama pihak terkait sama warga di tiga desa ini waktu di Desa Licin. Nah katanya dua Minggu setelah lebaran tahun kemarin ada penlok katanya dari beberapa bidang, cuman sampai dengan sekarang tidak ada lagi," ungkapnya.Disampaikan Dede, warga khususnya di tiga desa melakukan aksi demo karena mengaku sudah muak dengan tanpa adanya kejelasan soal pembebasan lahan ini maupun ganti rugi."Iya sudah muak soalnya demo bukan sekali dua kali, setiap demo ada BPN dama CKJT juga sama dari pemerintah cuman ya sampai dengan sekarang nggak jelas," pungkasnya.Sementara itu, hingga pukul 12.00 WIB aksi unjuk rasa masih berlangsung di area jalan tol. Warga terlihat tengah beraudiensi bersama dengan pihak pengelola tol Cisumdawu, sementara petugas pengamanan masih menjaga di lokasi unjuk rasa.Kapolres Sumedang AKBP Joko Dwi Harsono menyampaikan bahwa kondisi di lokasi aksi unjuk rasa warga sudah berjalan kondusif."Situasinya sudah kondusif. Kita meminta agar pihak-pihak terkait agar menyampaikan kejelasan terkait dengan tuntutan dari masyarakat ini," kata Joko di lokasi demo.Untuk mengamankan aksi unjuk rasa, ratusan personel dari tim gabungan pun dikerahkan. "Total personel yang dikerahkan ada 250 orang baik itu dari Polri, TNI, dan Pemkab Sumedang. Tapi selama itu kami akan terus memfasilitasi dari mereka dengan menghadirkan pihak terkait lainnya," ungkap Joko.4. Bejat! Oknum Ustaz di Cirebon Cabuli SantriSeorang santri berusia 12 menjadi korban pencabulan yang dilakukan oknum pengajar atau ustaz di salah satu pondok pesantren di Kabupaten Cirebon. Polisi telah menahan pelaku.Kasat Reskrim Polresta Cirebon, AKP I Putu Prabawa mengatakan pelaku sudah ditahan. Polisi tengah menyelesaikan penyidikan dan pemberkasan kasus asusila di lingkungan pesantren itu."Pelaku berinsial W yang merupakan seorang pengajar di pesantren tersebut. Sudah dilakukan penahanan sejak 13 februari 2025," ungkapnya kepada detikJabar, Rabu (26/2/2025).Lebih lanjut ia menyampaikan, pihaknya menerima laporan terkait dugaan Tindak Pidana Kejahatan Perlindungan Anak UU Nomor 17 Tahun 2016 tentang Penetapan PERPU No 1 tahun 2016 perubahan kedua atas UU No 23 tahun 2002 tentang perlindungan anak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 76 E UU 17/2016.Ia mengatakan kejadian tindakan pencabulan tersebut terjadi pada Kamis tanggal 7 November 2024 sekira jam 05.00 WIB di ruangan istirahat pelaku. "Iya benar pelaku merupakan seorang pengajar di pesantren tersebut," ungkapnya.Ia menyampaikan korban berinisial RP anak usia 12 tahun yang merupakan santri. Awal mula kejadian yang pertama terjadi pada Kamis tanggal 7 November 2024 sekira jam 05.00 WIB di dalam kamar pelaku."Pelaku melakukan aksi pencabulan terhadap korban sebanyak dua kali yakni dimulai pada tanggal 7 dan 15 November 2024," tegasnya."Atas kejadian tersebut pelapor yakni orang tua korban yang tidak terima dan melaporkan kejadian tersebut ke Polresta Cirebon guna pengusutan lebih lanjut pada bulan November 2024," ucapnya.Saat ini pihaknya masih terus melakukan pendalaman terkait kasus tersebut dan meminta waktu untuk proses pemberkasan terkait kasus tersebut.5. Warung Bunda yang Bikin ResahOrangtua dan guru di Kota Cimahi belakangan dibikin resah dengan keberadaan 'warung bunda'. Sebuah warung yang dijadikan tempat bolos para pelajar.Warung bunda merupakan sebuah warung yang dimiliki oleh masyarakat utamanya ibu-ibu hingga dipanggil 'bunda' oleh para pelajar yang kerap datang ke warung tersebut demi membolos sekolah.Berdasarkan informasi, warung tersebut meresahkan karena tak cuma menjual jajanan, namun juga menjual minuman keras hingga obat terlarang. Tak jarang anak-anak yang membolos itu jadi pelanggannya.Parahnya lagi, pengelola 'warung bunda' disebut menyediakan tempat khusus bagi para pelajar untuk berpacaran. Baik untuk digunakan saat itu maupun kamar untuk menginap.Kepala Dinas Pendidikan Kota Cimahi, Nana Suyatna mengatakan pihaknya sudah menindaklanjuti laporan dari orangtua siswa soal keberadaan warung bunda."Jadi awalnya kami memang terima laporan dari orangtua dan guru bahwa ada warung bunda. Itu dikelola bunda-bunda, sebutan siswa buat pemilik atau pelayan warungnya," kata Nana saat ditemui, Rabu (26/2/2025).Baca juga: Heboh 'Warung Bunda' Tempat Bolos Pelajar Cimahi, Disdik Turun TanganNana mengatakan pihaknya sudah mengantongi lokasi warung bunda yang meresahkan tersebut. Saat ini pihaknya masih berkoordinasi dengan Satpol PP untuk melakukan penertiban."Titiknya sudah ada, cuma belum bisa kami sampaikan sekarang dimana, karena mau kami tindak bersama Satpol PP. Jangan sampai nanti warungnya sudah tutup sebelum ditindak," kata Nana.Sementara itu, Kasi Humas Polres Cimahi Iptu Gofur Supangkat mengatakan pihaknya bakal turut mengawasi keberadaan warung bunda yang meresahkan."Kemudian kami aman menurunkan tim patroli guna memantau keberadaan 'warung bunda'. Apabila masyarakat menemukan 'warung bunda' segera laporkan kepada kami," kata Gofur.

Klik untuk melihat komentar
Lihat komentar
Artikel Lainnya