Sejumlah Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Buleleng menerapkan metode belajar khusus untuk menangani siswa yang belum lancar membaca. Salah satunya adalah SMP Negeri 4 Singaraja yang membentuk tim baca, tulis, dan hitung (calistung) untuk mengajari siswa yang belum lancar membaca.Kepala SMPN 4 Singaraja Putu Budiastana telah memetakan siswa yang baru masuk sekolah tersebut. Mereka yang kesulitan membaca mendapat materi tambahan dari tim calistung."Ada dua kali 45 menit kami bina dengan calistung, mulai dari perkenalan abjad, termasuk matematika dasar. Dalam satu minggu minimal tiga kali pertemuan, bahkan bisa sampai empat atau lima kali," kata Budiastana, Kamis (10/4/2025).Baca juga: Ironi Ratusan Siswa SMP di Pulau Dewata Belum Bisa MembacaBudiastana mengungkap sebanyak 43 siswa yang sempat kesulitan membaca. Namun, kini murid yang belum lancar membaca tersisa dua orang saja."Ini harus tuntas semua di kelas 7," tegas Budiastana.Menurut Budiastana, seharusnya tenaga pendidik berupaya agar siswa kompeten sehingga naik kelas. Bukan dipaksakan naik kelas meski belum menguasai materi atau pelajaran tertentu."Konsep jangan sampai ada siswa yang tinggal kelas kami terjemahkan dengan bapak ibu ayolah berbuat, bekerja dengan keras membuat anak-anak itu supaya memenuhi syarat naik kelas. Itu yang kami terjemahkan di sini," imbuh Budiastana.Baca juga: 400 Siswa SMP Tak Lancar Membaca, Sutjidra Bakal Bikin Pendidikan Jarak JauhLain lagi dengan SMPN 1 Sukasada. Siswa yang belum lancar membaca diberikan pengajaran khusus oleh guru bimbingan konseling (BK). Maktab itu juga menyediakan buku belajar calistung untuk siswa yang belum lancar dan berhitung.Kepala SMPN 1 Sukasada Ni Ketut Liesvi Ismawantini menambahkan sekolah juga aktif berkomunikasi dengan orang tua siswa untuk menyampaikan kendala siswa. Sehingga orang tua juga turut serta memantau perkembangan belajar buah hatinya.Mengacu pada data Dewan Pendidikan, di SMPN 1 Sukasada terdapat tujuh siswa yang belum lancar membaca. Namun, Ismawantini melanjutkan, kini hanya tersisa enam murid yang belum lancar membaca."Jadi anak-anak yang tidak bisa membaca dibimbing oleh guru BK dan memang ada perubahan. Beberapa anak ada yang sudah bisa membaca lancar," imbuh Ismawantini.Baca juga: Ini Sebaran 400 Siswa Belum Bisa Membaca di 60 SMP Se-BulelengKetua Dewan Pendidikan Buleleng I Made Sedana membeberkan data yang dihimpun Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) SMP Buleleng menunjukkan sekitar 400-an siswa SMP di daerah itu mengalami kesulitan membaca. Ratusan siswa tersebut berasal dari puluhan sekolah di Gumi Panji Sakti, sebutan Buleleng."Angkanya mengejutkan, ada 400-an anak yang tidak bisa membaca dengan lancar, artinya masih mengeja," ujar Sedana, Rabu (9/4/2025).