Film Bidaah dengan tokoh antagonis Walid yang viral di internet ini rupanya terinspirasi dari kisah nyata. Inilah kasus ajaran sesat yang pernah menggegerkan Malaysia.Produser dan penulis film Bidaah, Erma Fatima dalam postingan di akun Instagram menunjukkan tokoh Walid dan film Bidaah menjadi sangat viral dalam pencarian Tiktok di Malaysia dan Indonesia. Seperti diberitakan media Malaysia, Majoriti, Erma mengaku kalau filmnya berdasarkan kisah nyata. Erma mengaku pernah terjebak masuk di dalam aliran sesat di Negeri Jiran."Bidaah cerita betul sebab saya pernah berada dalam kumpulan jemaah seperti itu beberapa tahun lalu," kata Erma.Menurut Erma, ajarannya benar, dzikirnya juga benar dan dia awalnya senang belajar agama di kelompok itu. Hingga akhirnya, terungkaplah kasus pelecehan seksual."Tetapi satu hari, salah seorang jemaah wanita di situ datang pada saya dan beritahu tok guru itu telah menidurinya, malah ramai lagi yang lain turut berdepan nasib sama," kata Erma.Erma tidak menyebutkan nama aliran sesat yang dimaksud. Namun beberapa tahun lalu dengan puncaknya di tahun 2024, Malaysia pernah geger dengan aliran sesat Global Ikhwan Services dan Business (GISB).Baca juga: Film Walid Viral, Ini Sekte Sesat yang Pernah Heboh di InternetSkandal GISB: Kasus Walid di Dunia NyataSeperti pernah diberitakan The Rakyat Post Malaysia, GISB didirikan tahun 1997. Awalnya bernama Rufaqa, lalu ganti nama jadi GISB tahun 2010.GISB berbentuk perusahaan yang sanggup melebarkan bisnis ke 20 negara dengan 5.000 pegawai, asetnya mencapai RM 325 juta (Rp 1,2 triliun). Bisnisnya mencakup 25 anak perusahaan mulai dari supermarket, restoran, catering, EO, travel, maritim, biotek, kesehatan, pendidikan, keamanan, peternakan, media TV, permodalan, sampai properti. GISB mengklaim mengedepankan nilai-nilai Islami dalam kehidupan manusia.Semua tampak baik-baik saja hingga pada 11 September 2024, Polisi Diraja Malaysia menggerebek 20 rumah sosial milik GISB yang berisi anak-anak di Selangor dan Negeri Sembilan. Total ada 625 anak diselamatkan dari usia 2-28 tahun. 384 Anak ada tanda kekerasan seksual, 13 anak ada tanda disodomi. Demikian yang pernah diberitakan Sinar Daily Malaysia.Rupanya polisi bergerak setelah ada 14 laporan sejak tahun 2011. Polisi pun dikritik karena terlambat bergerak. Mereka beralasan butuh waktu lama untuk mengumpulkan bukti-bukti.GISB awalnya membantah ada kasus sodomi, lalu kemudian Dirut GISB Nasiruddin Mohd Ali mengakui ada 1-2 kasus sodomi, namun membantah tuduhan perdagangan manusia. Polisi pun bergerak. Dirut GISB, istrinya dan para petinggi GISB ditangkap. Bahkan ada yang ditangkap di perbatasan Malaysia-Thailand karena diduga hendak melarikan diri. Polisi menetapkan 171 tersangka dan membekukan 96 rekening bank GISB.Baca juga: Walid, Jauhi Ajaran Sesat!