Sebuah video berdurasi 1 menit 26 detik viral di media sosial Facebook. Dalam video tersebut, seorang konten kreator dengan puluhan ribu pengikut mengklaim bahwa sebuah gua di wilayah Cisolok, Kabupaten Sukabumi, merupakan Makam Ali bin Abi Thalib.Video yang diunggah pada Minggu (13/4/2025) itu memperlihatkan suasana gua dan menyebut lokasinya berada di Guha Naga, Cisolok Palabuhanratu. Video itu telah dikomentari ribuan orang dan dibagikan lebih dari belasan ribu kali."Dan ini lebih dikenal yaitu sebagai makom Sayidina Ali bin Abi Thalib makomnya. Menurut riwayat menurut kuncen seperti itu, namun tidak banyak yang mengetahuinya. Wafat beliau itu pertamanya di Sukabumi Jawa Barat di Indonesia, bukan di Irak, Madinah, Mesir, Mekah, tapi di sini pertamanya," ucap pria tersebut dalam video seperti dilihat detikJabar, Kamis (17/4/2025).Baca juga: Sorotan Pakar Transportasi Terkait Kebijakan Farhan-ErwinIa juga menyebut gua itu sebagai tempat berkumpulnya para wali, termasuk Wali Songo, Raden Suryakancana, Prabu Siliwangi, Patih Gajah Mada, dan tokoh spiritual lainnya. Penelusuran detikJabar, lokasi gua yang dimaksud berada di Kampung Cipanas, Desa Cikahuripan, Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi. Letaknya di kawasan perbukitan, tepat di atas lokasi wisata pemandian air panas atau Geyser Cisolok.Klaim tersebut mendapat bantahan tegas dari tokoh masyarakat setempat, Ustaz Yusuf Supriadi, yang juga mantan Kepala Desa Cikahuripan. Ia menyebut tidak ada dasar sejarah maupun spiritual bahwa gua itu merupakan situs penting."Secara historis tidak ada cerita itu adalah patilasan atau situs apapun. Hanya direkayasa oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Kawasan itu adalah milik Perhutani," ujar Ustaz Yusuf kepada detikJabar, Kamis (17/4/2025).Ia menjelaskan, gua tersebut sudah lama dikenal warga Kampung Cipanas. Namun belakangan berkembang narasi yang menyebut tempat itu sebagai situs spiritual, yang menurutnya tidak benar."Gua itu merupakan salah satu tempat yang berada di Desa Cikahuripan. Status tanahnya adalah milik Perhutani, kemudian berkembang dikuasai oleh salah seorang warga keturunan asal Jakarta bernama Ahmad Fardianto alias Kimli," ungkapnya.Lokasi gua yang diklaim sebagai makom Sayidina Ali di Sukabumi. Foto: Syahdan Alamsyah/detikJabarMenurut Yusuf, klaim bahwa gua itu ditemukan oleh Kimli juga tidak sesuai fakta. "Kalau ditemukan oleh saudara Kimli itu tidak betul. Karena sebelum Kimli hadir ke sini, kami sudah di sini duluan, sudah tahu tempat itu," katanya.Ia menyayangkan adanya klaim kepemilikan pribadi terhadap gua itu yang hanya didasarkan pada dokumen pajak tanah biasa. "Ketika dikuasai kepemilikannya oleh pemerintah melalui kades yang dulu, diklaim milik seseorang yang kekuatannya cuma SPPT saja," jelas Yusuf.Lebih lanjut, Yusuf menyebut gua tersebut tidak memiliki keistimewaan secara spiritual maupun sejarah. "Gua itu hanya gua biasa saja, tidak ada keunikan dan hanya terbentuk oleh alam. Dibesar-besarkan oleh orang yang tidak punya pemahaman, hanya mendapat kabar dan isu bahwa tempat itu punya karomah, keramat, dan sebagainya," ujarnya.Ia juga menyoroti aktivitas warga keturunan yang mengaku Muslim dan selama puluhan tahun melakukan ritual di sana. Bahkan, bangunan pendukung sempat dibangun di sekitar lokasi. "Si warga keturunan itu sering melakukan ritual, puluhan tahun beraktivitas di sana sampai dibuat bangunan pendukung karena merasa sudah menguasai," katanya."Ketika saudara Kimli sakit dan sudah renta, aktivitas itu diteruskan oleh mereka yang kemudian mengklaim tempat itu berkaromah. Lama-lama berkembang, beredar informasinya, sehingga muncul klaim sebagai Makam Sayidina Ali dan sebagainya. Padahal yang mengklaim tanah itu sekarang sudah tidak ada," tambah Yusuf.Baca juga: Mobil di Sukabumi Ditabrak Motor yang Ditumpangi Pria BersamuraiAtas munculnya klaim yang dinilai menyesatkan tersebut, Yusuf berharap pemerintah desa bertindak. "Makanya kami minta ke Kades Cikahuripan, Jaro Midun, untuk menutup tempat itu dari kegiatan yang dianggap musyrik," tegasnya."Apalagi sekarang muncul klaim bahwa tempat itu adalah Makom Sayidina Ali. Itu tempat biasa saja, bukan tempat yang pernah dikunjungi para wali atau tokoh agama manapun," pungkasnya.