Haedar Nashir Kenang Paus Fransiskus: Pribadi yang Humoris dan Hangat

Haedar Nashir Kenang Paus Fransiskus: Pribadi yang Humoris dan Hangat

afn2025/04/22 12:19:51 WIB
Ketum PP Muhammadiyah Haedar Nashir menunjukan fotonya bersama Paus Fransiskus di Kantor PP Muhammdiyah, Selasa (22/4/2025). Foto: Adji G Rinepta/detikJogja

Ketua Umum (Ketum) Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Haedar Nashir, menyebut Pemimpin umat Katolik Dunia, Paus Fransiskus, sebagai sosok yang humoris dan hangat. Haedar pun menceritakan sikap kesederhanaan Paus.Haedar menceritakan, pertemuan keduanya tersebut terjadi di Vatikan saat Muhammadiyah menerima Zayed Award for Human Fraternity, Januari 2024 silam. Dalam kesempatan tersebut Nahdlatul Ulama (NU) juga menerima penghargaan yang diterima Ketum PBNU, Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya."Saya mestinya bareng sama Gus Yahya, tapi saat itu Gus Yahya terlambat sehingga baru besok harinya," ujar Haedar saat ditemui wartawan di Kantor PP Muhammadiyah, Kota Jogja, Selasa (22/4/2025)."Sosok yang bersahaja, apa adanya, tidak seperti membangun karisma yang diciptakan begitu rupa. Lalu ada humorisnya juga gitu. Kemudian dia ramah seperti bisa dibayangkan dalam ekspresi beliau," sambungnya.Baca juga: Paus Fransiskus Berpulang, Umat Katolik di Bantul Gelar Doa RosarioHaedar mengingat moment ketika usai menerima penghargaan dan keluar ruangan, Paus tidak menerima Haedar di tempat yang formal atau di tempat yang disediakan. Melainkan, Paus mengajak Haedar ngobrol santai di depan ruangan.Momen itu juga diabadikan dalam sebuah foto ikonik. Foto saat Haedar berjabat tangan dengan Paus Fransiskus. Foto tersebut kini juga terpampang di lobi Kantor PP Muhammadiyah, Kota Jogja."Ketika mempersilakan kita itu dengan gerak tubuh yang humble dan kemudian familiar, itu kemudian meraih tangan kita," kenang Haedar."Lalu kemudian beliau menyampaikan bahwa kita tidak perlu di tempat yang formal, tetapi di sini saja sebagai keluarga, jadi santai. Jadi itu ciri dari beliau. kita bersalaman seperti ini, itu kan hangat sampai ke hati," imbuhnya.Selain itu, Haedar juga menyinggung kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia akhir tahun lalu yang terbilang tidak terlalu ketat pengamanannya. Menurutnya, Paus paham betul jika di Indonesia adalah negara dengan toleransi tinggi."Ketika beliau tanpa pengawalan ketat, karena beliau dengan seluruh pengaman (dari) Vatikan. Vatikan kan negara, Itu sudah tahu persis bahwa Indonesia itu negeri yang aman, yang toleran, yang damai, sehingga tanpa perlu pengamanan yang terlalu ketat," paparnya."Yang pengamanan terlalu ketat itu mungkin terlalu takut saja, atau memang sistemnya dibikin ketat begitu. Jadi, ini karena beliau paham tentang ekosistem dan budaya masyarakat Indonesia yang juga mayoritas muslim," lanjut Haedar.Baca juga: Wasiat Paus Fransiskus Minta Dimakamkan di Luar Vatikan, Ini LokasinyaHaedar pun menyampaikan harapannya kepada calon Paus selanjutnya. Ia berharap, Paus selanjutnya juga menjunjung tinggi nilai perdamaian dunia yang selalu digaungkan Paus Fransiskus.Ia juga meyakini sudah ada mekanisme pemilihan yang bukan sekadar koridor formal, tetapi tentu nilai-nilai luhur yang dijunjung tinggi. Seperti nilai religiusitas, spiritualitas, etika, toleransi, orientasi damai, orientasi kemanusiaan lintas batas, dan sikap welas asih terhadap sesama."Harapannya juga tetap seperti Paus Fransiskus. Tegas dalam hal menegakkan nilai-nilai damai dan antiperang, antigenosida, tentu dengan cara dan gayanya sendiri," pungkas Haedar.

Klik untuk melihat komentar
Lihat komentar
Artikel Lainnya