Aktris Raihaanun kembali ke layar lebar lewat film horor terbaru berjudul Angkara Murka. Dalam film garapan sutradara Eden Junjung ini, Raihaanun berperan sebagai Ambar, istri dari Jarot yang diperankan Aksara Den, seorang pria yang menghilang secara misterius di lokasi tambang berhantu.Berbeda dari film-film sebelumnya, Angkara Murka menjadi tantangan tersendiri bagi Raihaanun. Ia mengungkapkan bagaimana pendekatan film ini dibuat sedemikian organik, bahkan tanpa penggunaan riasan."Tantangan tersendiri karena dibikin se-organik mungkin, tidak ada makeup dan segala macam. Termasuk set yang lumayan membuat karakter ini semakin jadi. Set ini bukan jadi sebuah kesulitan, tapi justru pembuka jalan lebih intimate terhadap karakter sendiri," kata Raihaanun dalam konferensi pers di XXI Epicentrum, Jakarta Selatan pada Kamis (24/4/2025).Baca juga: Sap Sap Sap! Jumbo Tembus 5 Film Indonesia Terlaris, Geser Dilan 1990Selain tantangan fisik dan mental, film ini juga menuntut para pemainnya untuk berakting dalam bahasa Jawa. Raihaanun mengaku mendapatkan pendampingan langsung dari Eden Junjung dalam proses ini."Mas Eden Junjung langsung mengasah kami sebagai pemain, tidak ada perantara, jadi langsung dipoles. Ada proses reading, kami berulang omong, skrip yang sudah kami pegang. Tapi untuk mematenkan skrip agar lebih fasih, meyakinkan karakternya, sebelum take itu kami ulang terus sampai terdengarnya seperti orang Jawa," ungkap Raihaanun.Para cast film Angkara Murka. Foto: Febryantino/detikPopMeski bukan pengalaman pertama baginya berbahasa Jawa, Raihaanun mengakui pendalaman bahasa di film ini sangat berbeda."Kalau buat saya enggak (baru). Tapi kalau segitu dikoreknya, baru di film ini," katanya.Rekan mainnya, Simhala Avadana yang menerangkan Lukman mandor Tambang, justru mengakui kesulitan memerankan karakter berbahasa Jawa, mengingat latar belakangnya. Akhirnya ia nongkrong di angkringan."Baru banget. Mama tinggal di Bandung, dan saya lama tinggal di Jakarta. Kami sempat Zoom-an, dikasih tahu Mas Eden juga. Gue disarankan nongkrong di angkringan, dengar dialeknya. Mas Eden bilang, enggak ada yang omong Indonesia ya. Yang penting itu, jangan play to heart kalau omong Jawa, jadi enggak cringe. Itu kedalaman secara kultural," beber Simhala.Chemistry antara Raihaanun dan Aksara Dena sebagai pasangan suami istri pun terbangun secara natural. "Kalau buat saya, chemistry antara ada dan nggak ada aja. Tapi ketemu Mas Dena, ngobrol, ya enggak ada kesulitan. Kita ngobrol santai aja, dari situ jadi nggak kesulitan saat beradegan," kata Raihaanun."Kadang set mendukung. Banyak kejutan yang dirasakan dari situ. Itu yang aku dapat sih," tambah Dena.Syuting yang dilakukan di lokasi tambang dan hutan menghadirkan pengalaman ekstrem namun memperkuat penjiwaan karakter para pemain. Hal itu juga menjadi tantangan para pemain"Semuanya, setiap hari sangat menarik. Benar-benar matahari itu hanya beberapa jengkal di atas kepala kita," cerita Raihaanun."Siang panas banget. Malam-malam dikejutkan Gunung Merapi ngeluarin lahar beneran. Ada juga yang syuting di hutan. Gua banyak nanya ke Haanun dan Dena," tambah Simhala."Ya ada angin kencang, kalau malam tambah dingin, tiba-tiba hujan dan sebagainya," sambung Dena.Namun justru dari kerasnya kondisi itu, karakter para pemain menjadi lebih kuat."Tapi uniknya, itu yang membuat karakternya semakin jadi. Melihat itu bukan sebagai kesulitan, tapi justru alam meng-embrace kita saat syuting," jelas Raihaanun.Sutradara Eden Junjung mengungkapkan inspirasi dari film ini berasal dari pengalaman masa kecilnya di kaki gunung yang dianggap angker ternyata tempat yang belakangan ia sadari digunakan untuk tambang ilegal. Film ini menjadi debut Eden Junjung yang memadukan horor psikologis dan realisme sosial."Saya tumbuh di kaki gunung yang katanya dihuni setan, tapi seiring waktu saya sadar, ketakutan itu sengaja ditanamkan untuk membungkam. Lereng yang dibilang angker, ternyata jadi ladang tambang ilegal. Itulah horor yang sebenarnya," kata Eden Junjung.Ifa Isfansyah, produser film ini, menyebut Angkara Murka sebagai langkah berani Forka Films ke ranah horor setelah karya-karya seperti Gadis Kretek dan Before, Now & Then (Nana)."Lewat film ini, kami menggabungkan teror, emosi, dan kritik sosial dalam satu pengalaman sinematik yang berbeda. Ceritanya dekat dengan realitas, tapi bicara dalam bahasa film yang bisa dinikmati siapa saja," pungkas Ifa.Angkara Murka bercerita tentang Ambar (diperankan oleh Raihaanun), seorang ibu muda yang terpaksa bekerja di tambang pasir demi mencari suaminya, Jarot (Aksara Dena), yang hilang secara misterius di lokasi tambang tersebut.Baca juga: Luna Maya Ungkap Peran di Film Gundik Bersama Maxime BouttierNamun, di balik kerasnya dunia pertambangan, Ambar menghadapi teror yang lebih dalam kekuasaan yang rakus, praktik tumbal, dan makhluk tak kasat mata yang menjaga tanah itu. Bersama Lukman (Simhala Avadana), Ambar berusaha mengungkap rahasia yang dikubur di dalam tambang dan menghadapi kekuatan yang membungkam suara-suara lemah.Didukung oleh deretan aktor seperti Whani Darmawan sebagai Raden Broto yang bengis, serta Rukman Rosadi, Angkara Murka memadukan ketegangan horor dan drama emosional yang mendalam. Film ini bukan sekadar menghadirkan teror, tapi juga membuka mata tentang bagaimana kerakusan dan kekuasaan bisa meninggalkan luka yang diwariskan dari generasi ke generasi.Angkara Murka (judul internasional Mad of Madness) akan melakukan world premiere di Far East Film Festival (FEFF) 2025 di Udine, Italia, pada 30 April 2025 dan sekaligus berkompetisi di kategori White Mulberry Award for Best Debut Feature. Angkara Murka akan mulai tayang di bioskop seluruh Indonesia 22 Mei 2025.